Pages

Pensiunpreneur, Persiapan para Pensiunan menjadi Entreprenuer

M. Rizal Ismail (Motivator Internasional)


Beberapa waktu lalu, ketika saya mengisi training wirausaha persiapan pensiun di sebuah salah satu perusahaan tersebut, para peserta sebagian besar adalah para perintis perusahaan. ”saya baru menyadari, waktu 30 tahun bekerja di sini ternyata sangat pendek pak. Rasanya belum lama saya ikut membangun pabrik ini,” kata salah seorang peserta yang mengaku belum siap memasuki masa pensiun.

Memang banyak orang pensiun terkaget-kaget dengan masa pensiunannya. Mereka adalah para karyawan yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk perusahaan. Rutinitas sehari-hari dinikmati hingga tanpa terasa mereka sudah memasuki masa bekerja 30 tahun yang artinya harus segera pensiun dan menyerahkan jabatannya ke orang muda.

Kebiasaan hidup dengan fixed income plus dimanja perusahaan dengan berbagai fasilitas justru membuat mereka sulit menyesuaikan diri ketika memasuki dunia tanpa gaji. Meskipun mereka sadar bahwa rejeki adalah kekuasaan Tuhan, faktanya mereka sebagian sulit mensiasati agar rejeki di masa pensiun bisa membuat nyaman buat keluarga. Dinamika penghasilan yang tidak menentu menjadi hantu yang sangat menakutkan.

Padahal sejatinya siapapun kita rejekinya juga berfluktuasi, meskipun memiliki penghasilan tetap. Itu sebabnya, dalam kegiatan inhouse training persiapan pensiun, saya menyampaikan 3 mental utama yang harus dimiliki calon pensiuan yang ingin ber wirausaha.

Pertama, mental uang produktif. Bagi para karyawan yang siap pensiun 5-10 tahun lagi, cobalah memikirkan agar sebagian penghasilan bisa dikeluarkan untuk menciptakan penghasilan baru. Cobalah kurangi pengeluaran konsumtif, dan produktifkan uang anda. Anda bisa mulai bikin rumah kontrakan, beli lahan pertanian produktif, beli ternak untuk bagi hasil dengan petani, beli bisnis franchise dan sebagainya.

Kedua, mental pemberdaya. Latihlah mental anda untuk mampu memberdayakan orang lain. Barang siapa mampu memberdayakan orang lain maka akan mudah mendirikan usaha dan mengembangkannya. Kita sering melihat, masalah utama bisnis bukanlah pada persaingan, melainkan pada sulitnya mengendalikan karyawan. Oleh karena itu, berlatihlah menjadi pemimpin yang baik.

Ketiga, mental tangan di atas. Aplikasinya adalah perbanyak sedekah. Memperbanyak sedekah dengan sikap yang ikhlas tidak akan membuat anda jatuh miskin. Bisnis bukanlah hitungan matematika semata. Karena pebisnis bergantung rejekinya kepada Tuhan, maka lakukanlah banyak hal yang membuat Tuhan tersenyum. Selain itu di setiap pribadi yang mudah memberi, akan tercipta mental yang lebih kuat tatkala menghadapi masalah penghasilan.

Dan, untuk memperkuat tiga mental di atas, sebaiknya para calon pensiun mulai perbanyak pergaulan dengan banyak pelaku bisnis. IES (Indonesian Entrepreneur Society) telah berulang kali mendidik para calon pensiunan melalui seminar dan inhouse training untuk menjadi entrepreneur di masa pensiun. Kini telah banyak alumni training yang berhasil mendirikan berbagai macam usaha. Kuncinya bukan semata karena ihouse training intensif selama 3-4 hari, melainkan karena setelah training itu para peserta terus meningkatkan pergaulan wirausaha melalui keanggotaan IES yang terdiri dari para pelaku usaha yang siap berbagi pengalaman kepada pebisnis pemula.

Saya meyakini, jika dana pensiun dari berbagai perusahaan yang dalam setahun jumlahnya trilunan rupiah itu dikelola secara produktif oleh para pensiunan, kelak para pensiunan menjadi bagian dari manusia produktif yang ikut memajukan ekonomi masyarakat.

Buat anda yang mau pensiun. Persiapkanlah sejak dini. Jadilah pensiunpreneur, yaitu pensiun yang menjadi entrepreneur

1 komentar: