Pages

Mengejar Kualitas Dunia Pariwisata ....

M. Rizal Ismail (Motivator Internasional)


Dunia pariwisata menghadapi tren perubahan paradigma dari massive tourism (wisata massal) menjadi special interest tourism (wisata minat khusus). “Tidak perlu lagi yang dikejar kuantitas, tetapi yang kita kejar kualitas.

Walau cuma wisman (wisatawan mancanegara) 8 juta, tetapi kualitasnya yang harus diihitung,” kualitas dapat diukur dari expenditure atau lenght of stay. Penilaian expenditure dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan wisman saat berwisata. Sementara lenght of stay diukur dari lamanya wisatawan menginap di suatu destinasi wisata. “Niche market (pasar ceruk) ini bisa menjadi kekuatan pariwisata Indonesia,”

Sebab,  Indonesia memiliki garis pantai yang panjang, gunung yang banyak, bahkan budaya dan kuliner yang sangat beragam. Hanya saja, ungkapnya, pengembangan wisata minat khusus tersebut harus fokus.

Sementara itu, fokus pengembangan diperlukan mengingat Indonesia memiliki alam dan budaya yang sangat beragam dan semuanya dapat dikembangkan sebagai wisata minat khusus. “Seperti wisata bahari, harus ditargetkan ke tiga hal, yacht, cruise, dan diving. Ada target-targetnya, seperti yacht di 2015 ditargetkan kedatangan 15 ribu yacht,”.

Selain wisata bahari, wisata minat khusus yang akan dikembangkan adalah wisata kuliner. , perlu adanya standarisasi pada masakan-masakan Indonesia, termasuk dimodifikasi sesuai lidah orang asing.

"Wisata kesehatan, sudah mencoba dua pola perjalanan untuk wisata kesehatan. kementerian kesehatan mengundang kita untuk perbaikan rumah sakit dengan kaitan wisata kesehatan. Bisa combine dengan spa juga,"

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mengembangkan wisata minat khusus dengan tujuh tema yaitu wisata budaya dan sejarah; wisata alam dan ekowisata; wisata olah raga rekreasi; wisata kapal pesiar; wisata kuliner dan belanja; wisata kesehatan dan kebugaran; serta wisata konvensi, insentif, pameran, dan even ratu2an.

0 komentar:

Posting Komentar