Pages

Jangan Umbar Maksiat Atas Nama Cinta...!

M. Rizal Ismail (Motivator Internasional)



Dunia perfilman  maksiat Indonesia mulai bangkit dari liang lahat, eh, mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupannya. Setelah sekian lama terlelap en cuma bisa bikin film-film yang isinya nggak jauh dari 'sepeda bupati', alias, maaf, seputar perut dan dada serta buka paha tinggi-tinggi (idih, film apa senam aerobik)


Meskipun judul en pemaennya beda, isinya nggak jauh dari seluk-beluk cinta remaja. Diawali masa perjuangan saat PDKT. Benci dan rindu jadi satu. Diikuti aksi "nembak pujaan hati". Mengikat janji setia menjalin cinta kasih hingga ujung waktuYang berarti lampu hijau buat jalan bareng alias pacaran sebagai episode terakhir upaya mencari cinta bak arjuna.

Namun, kayaknya nggak semua setuju ama gaya pacaran remaja sekarang. Banyak pro dan kontra yang cukup bikin kepala kita pusing tujuh belas koma tiga puluh empat keliling lapangan senayan (makin pusing khan?). Bukannya dapet jalan terang, malah bikin remaja ngambil kesimpulan sendiri. Pokoke, pacaran itu boleh dan keputusan itu nggak bisa diganggu gugat. Titik! Nah lho!



Cinta = Pacaran + Seks?

Tren orang pacaran, kayaknya udah mendarah daging dan berurat akar di negeri ini. Seakan nggak bisa di-delete dari kehidupan kita. So, istilah pacaran dan segala kembarannya udah populer. . Ada istilah cimot (cinta monyet), cilok (cinta lokasi), atawa cimplung yang artinya cinta kecemplung, alias kasih tak sampai. . Lucunya lagi, ada gaya pacaran Islami. No kiss no touch. Aneh-aneh aja, emangnya jalan bareng atawa nonton bareng, bisa disebut islami? Asal!!


Celakanya lagi, banyak yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulan modern. Kamu baru dianggap dewasa en gaul kalo udah punya doi. Kalau belum punya, siap-siap aja dinobatkan jadi pejabat, alias pemuda jaman batu. Dan itu bisa bikin kamu manyun en berjuang dengan semangat '45 ngegaet sang buah hati.

Sobat muda muslim, banyak teman remaja yang pacaran beralasan bahwa doi butuh seseorang yang bisa ngertiin dan merhatiin kamu. Pokoknya, yang lebih dari sekadar temen, bisa mompa semangat bak cheerleader waktu kamu lagi putus asa, bisa jadi tempat berbagi rasa dan masalah, atau paling jauh buat ajang seleksi pasangan hidup. Tiap remaja membutuhkan orang dekat yang bisa mengingatkan dan membimbing tanpa harus menggurui. Dan biasanya teman sebaya atau lawan jenis berada di urutan pertama (emangnya klasemen) sebelum orangtua atawa guru.



Tapi kayaknya alasan-alasan temen kamu itu cuma justifikasi aja, alias pembenaran biar dilegalisasi sekolah, keluarga dan lingkungan. Buktinya pacaran cuma jadi ajang baku syahwat. Nggak hanya jalan bareng, tapi bisa-bahkan kebanyakan remaja-sampe rela 'tidur bareng'.Naudzubillah min dzalik!

Sobat, setan paling doyan nongkrongin orang yang lagi pacaran alias mojok, lho. Temen kamu boleh bilang pacaran itu manis, tapi sebenarnya itu jalan iblis!


"Ih, itukan tergantung orangnya?". Bisa jadi. Tapi nggak selalu. Sekuat-kuatnya iman, tetep akan ambrol juga. Karena rasa cinta plus kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian akan selalu menghinggapi manusia selagi masih hidup. Seperti halnya hawa nafsu. Ketika berpacaran, batas antara cinta dan nafsu itu jadi bias, alias nggak jelas.


Nggak ada yang ngejamin kamu atau pacar kamu bisa jaga diri alias tahan godaan ketika lagi asyik berduaan. Apalagi di tengah maraknya kampanye gaul bebas (baca: seks bebas) melalui media massa dan tayangan televisi. Awalnya mungkin cuma nonton bareng, makan bareng, pegangan tangan, berpelukan kayak teletubies, sampe teler abis. Udah gitu, wallahu'alam. En, kalo kamu udah lengket ama doi, kamu akan ngerasa berat banget untuk menolak 'aksi gerilya' tangan pacar kamu yang bisa berujung kamu nggak gadis lagi.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (bedua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan" (H.R. Ahmad)



Kalau cinta jangan maksiat

"Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta". Kamu pasti inget ama penggalan lirik lagunya Kang Doel Soembang itu. Dan so pasti setuju juga kalo rasa cinta itu adalah anugerah terindah yang kita miliki. Nggak kebayang deh, kalo kita nggak punya rasa cinta. Mungkin nggak jauh bedanya ama patung pak polisi di perempatan jalan.


Tatkala Allah Swt. menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik. Allah pun mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia bisa hidup dan nggak punah sebelum hari kiamat. Ada kebutuhan jasmani (hajjatul 'udawiyah) seperti rasa lapar, haus, tidur atau pengen buang air. Kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi. Kalau nggak, badan kita bakal protes dan bisa sampai pada kondisi yang "mengundang" malaikat Ijrail.



Ada juga yang disebut kebutuhan naluri (hajjatul gharaa'iz). Terdiri dari naluri beragama (gharizatun tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizatu al-baqa) yang berbentuk rasa takut, atau pengen populer, terakhir naluri melestarikan keturunan (gharizatun nau') yang berwujud rasa cinta. Kalo kebutuhan ini nggak dipenuhi, perasaan kita jadi resah dan gelisah.


Sobat muda muslim, Allah mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan itu satu paket ama aturan maennya. Nggak bisa cara pemenuhan kebutuhan itu semau gue. Karena manusia itu lemah, nggak tahu mana dan apa yang terbaik buat dirinya. Allah Swt. berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [TQS al-Baqarah [2]: 216]



Termasuk dalam masalah cinta kepada lawan jenis. Allah Swt. udah ngasih aturan pemenuhannya melalui pernikahan seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan begitu, manusia akan lebih mulia kedudukannya dan jelas asal-usulnya.
Nah, sobat muda muslim, kalo rasa cinta itu diwujudkan dengan pacaran, berarti udah ngelanggar aturan Allah. Itu maksiat. Selain dosa, kesengsaraan akan menimpa. Alih-alih sayang sama pacar, malah kamu bikin celaka. Maka, kalau kamu jatuh cinta jangan terus maksiat, karena akan rugi dunia akhirat!



Sobat muda muslim, sekarang kita udah tahu kalo pacaran itu nggak boleh (baca: haram). Terus kamu pasti berpikir gimana caranya bisa mengendalikan virus cinta itu. Tapi tidak untuk dihilangkan. Biar virus ini nggak bikin hati kita tergoda untuk pacaran. Mau tahu?


Rasa cinta itu muncul tatkala ada rangsangan dari luar. Rangsangan itu bisa berupa film yang berkisah tentang cinta, lagu-lagu melankolis, atawa majalah remaja yang nggak bosen-bosennya ngomongin cinta. Selain itu, pergaulan juga kudu diwaspadai. Seperti kata pepatah jawa, witing trisno jalaran soko kulino. Terjemah bebasnya, rasa cinta itu tumbuh karena keseringan meeting alias ketemu. Kebayang kan kalo kita bergaul bebas, persahabatan dengan lawan jenis akan menjadi lahan subur tumbuhnya benih-benih cinta.

Itu sebabnya, kita bisa mulai upaya mengendalikan virus cinta dengan membatasi pergaulan bebas. Dalam Islam, ada aturan mainnya lho. Ketemu atawa berinteraksi cuma seperlunya aja, jika memang diperlukan.
Kita juga  bangun benteng pertahanan dengan ikut pengajian. Karena dengan ikut pengajian, kecintaan terhadap Allah, keyakinan terhadap janji Allah, dan kebenaran aturan Allah bisa terpupuk. Dengan begitu, kita bisa istiqomah meski banyak penghalang. Jika Allah sayang kepada kita karena kita ngikutin aturan-Nya, kelak jodoh yang baik alias sholeh or sholehah akan datang menghampiri.

Allah Swt. berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." [TQS an-Nûr [24]: 26]





Nah, Buat kamu atau temen kamu yang masih aktif pacaran, pintu taubat insya Allah masih terbuka. Jangan sampe kita habiskan masa muda kita dengan menabung dosa tiap harinya. Nggak ada yang tahu kapan Allah bakal 'memecat' kita jadi manusia ketika ajal menjemput. Mari, kita kuatkan tekad untuk nggak pacaran. Jangan lupa, ikut pengajian!



.

0 komentar:

Posting Komentar